MAKKIYAH DAN MADANIYAH
Disusun Oleh:
Wahyu Erman Hambali (17103050051)
PROGRAM STUDI S1 HUKUM KELUARGA ISLAM
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2018
MAKKIYAH DAN MADANIYAH
A. Pengertian Makkiyah dan Madaniyah
Al-Qur’an terdiri dari puluhan surat-surat dan ribuan ayat-ayat yang dapat diklasifikasikan menjadi Makkiyah dan Madaniyah. Pengklasifikasian ini terjadi karena Nabi Muhammad SAW pernah tinggal di dua kota , yaitu Makkah dan Madinah. Semasa di Makkah, Nabi tinggal selama kurang lebih 12 tahun, 5 bulan dan 13 hari. Sedangkan di Madinah, Nabi tinggal selama kurang lebih 9 tahun, 9 bulan dan 9 hari.
Pengertian Makkiyah dan Madaniyah biasanya dapat dilihat dari beberapa aspek. Berikut aspek-aspek yang biasanya dipahami untuk menjelaskan pengertian Makkiyah dan Madaniyah secara lebih luas, antara lain:
1. Pengertian berdasarkan waktu turunnya (‘ittibar zaman an-nuzul). Maksudnya adalah ayat atau surat yang diturunkan sebelum Nabi Muhammad SAW hijrah dari Makkah ke Madinah dinamakan sebagai Makkiyah, sedangkan ayat atau surat yang yang diturunkan sesudah Nabi Muhammad SAW hijrah dinamakan sebagai Madaniyah.
المكّىّ ما نزل قبل هجرة الرسول ص.م. وان كان نزوله بغير مكّة, والمدنّىّ ما نزل بعد هذه الهجرة , وان كان نزوله بمكّة
“Makkiyah ialah yang diturunkan sebelum Nabi hijrah ke madinah, sekalipun turunnya diluar Makkah. Sedangkan Madaniyah ialah yang diturunkan sesudah Nabi hijrah, meskipun turunnya di Makkah”.
2. Pengertian berdasarkan tempat turunnya (i’tibar makan an-nuzul). Maksudnya adalah ayat atau surat yang diturunkan di Kota Mekah dan sekitarnya dinamakan sebagai Makkiyah dan yang diturunkan di Kota Madinah dan sekitarnya dinamakan Madaniyah.
المكّىّ ما نزل بمكّة ولو بعد الهجرة, والمدنّىّ ما نزل بالمدينة
“Makkiyah ialah yang diturunkan di Makkah, Sekalipun turunnya sesudah hijrah, Madaniyah ialah yang diturunkan di Madinah”.
3. Pengertian berdasarkan sasaran pembicaraan (i’tibar al-mukhathab). Maksudnya adalah Ayat atau surat yang ditujukan kepada masyarakat kota Makkah dinamakan Makkiyah, dan ayat yang ditujukan kepada masyarakat kota Madinah dinamakan Madaniyah.
المكّىّ ما وقع خطابا لاهله مكّة, والمدنّىّ ما وقع خطابا لاهله المدينة
“Makkiyah ialah seruannya jatuh kepada penduduk Makkah, Madaniyah ialah seruannya jatuh kepada penduduk Madinah”.
Dari beberapa pernyataan diatas, pengertian paling aman dapat diambil dari point pertama yaitu berdasarkan waktu/massa turunnya, karena bisa mencakup keseluruhan maksud, termasuk yang terdapat pada point kedua dan ketiga, yaitu tempat dan sasaran diturunkannya ayat atau surat.
B. Metode Mengetahui Makkiyah dan Madaniyah
Untuk mengetahui Makkiyah dan Madaniyah dalam al-Qur’an dapat digunakan beberapa metode untuk memudahkan mengetahuinya, yaitu:
1. Al-Manhaj as-sima’i an-naqli, yaitu berdasarkan riwayat dari para sahabat yang mengetahui turunnya surat-surat atau ayat al- Qur’an kepada Rasulullah, dan juga dari para tabi’in yang mengetahuinya dari para sahabat.
2. Al-Manhaj al-qiyashi al-ijtihadi, yaitu dengan cara melihat ciri-ciri/karateristik ayat atau surat Makkiyah dan Madaniyah.
Al-Ja’bari juga berpendapat:
لمعرفة المكّىّ والمدنّىّ طريقان : سماعىّ و قياسىّ
“Untuk mengetahui Makkiyah dan Madaniyah surat-surat al-Qur'an ada dua cara, ialah: sama’i (jalan riwayat) dan qiyasi (jalan membandingkan satu dengan yang lain).
C. Ciri-ciri dan Keistimewaan Surat Makkiyah dan Madaniyah
Salah satu cara untuk mengetahui Makkiyah dan Madaniyah yaitu dengan metode qiyas ijtihad (melihat dari karateristik/ciri-cirinya). Berikut tabel tentang ciri-ciri Makkiyah dan Madaniyah untuk mempermudah dalam membedakannya:
No. Karateristik Makkiyah Karateristik Madaniyah
1. Surat yang ayatnya pendek-pendek, bersajak dan perkataanya keras/tegas Surat yang ayatnya panjang-panjang
2. Surat yang didalamnya terdapat yaa ayyuhannas (يا ايّها انّاس ), Surat yang didalamnya terdapat lafadz Kalla ( كلا ) Surat yang didalamnya terdapat yaa ayyuhalladzina amanu
(يا ايّهاالذين امنوا)
3. Surat yang dibuka dengan huruf hijaiyah seperti Alif -lam-mim (الم), alif-lam-ra (الر), Ha-mim (حم) dan sejenisnya (kecuali surat Al-Baqarah dan ali-‘Imron) Surat yang didalamnya menyinggung orang munafik
4. Surat yang didalamnya terdapat ayat sajadah, lafadz sumpah, Surat yang didalamnya menyinggung batasan hukuman atau penjelasan mengenai kewajiban
Keistimewaan Makkiyah dan Madaniyah:
No Keistimewaan Makkiyah Keistimewaan Madaniyah
1. Berisi ajaran aqidah islam berupa beribadah kepada Allah AWT, beriman kepada risalah Nabi, hari akhir, membantah orang-orang musyrik Berisi tentang penetapan hukun syariah, ibadah, muamalah, pidana, jihad,
2. Kisah-kisah antara Nabi Adam a.s dengan Iblis, kisah para umat terdahulu, (kecuali surah al-Baqarah) Berbicara tentang orang-orang munafik, baik sifat, rahasia, tipu daya,
3. Menyeru manusia untuk beretika dan berakhlak mulia Berbicara tentang orang ahli kitab dari bangsa Yahudi dan Nasrani, perbuatan licik, penyimpangan terhadapp agama,
D. Surat -surat Makkiyah dan Madaniyah
Al-Qur’an yang terdiri dari 114 surat ternyata telah disepakati oleh para ulama dibagi menjadi Makkiyah dan Madaniyah. Surat-surat Makkiyah yang telah disepakati oleh para ulama jumlahnya sekitar 82 surat. Sedangkan surat-surat Madaniyah yang telah disepakati oleh para ulama jumlahnya sekitar 20 surat. Akan tetapi ada beberapa surat yang diperselisikan yang jumlahnya sekitar 12 surat. Berikut surat-surat Madaniyah yang 20:
1. Al-Baqarah 6. At-Taubat 11. Al-Hujurat 16. Al-Jum’ah
2. Ali-Imran 7. An-Nur 12. Al-Hadid 17.Al-Munafiqun
3. An-Nisa 8. Al-Ahzab 13. Al-Mujadilah 18. At-Thalaq
4. Al-Maidah 9. Muhammad 14. Al-Hasyar 19. At-Tahrim
5. Al-Anfaal 10. Al-Fath 15. Al-Mumtahanah 20. At-Nashr
12 surat yang diperselisihkan:
1. Al-Fatihah 5. At-Taghabun 9. Al-Zilzalah
2. Ar-Ra’d 6. At-Tathif 10. Al-Ikhlas
3. Ar-Rahman 7. Al-Qadar 11. Al-Falaq
4. Ash-Shaf 8. Al-Bayyinah 12. An-Nas
Selebihnya dari surat-surat diatas berarti masuk kedalam kategori surat Makkiyah yang berjumlah 82 surat.
E. Hal-Hal Khusus Mengenai Makkiyah dan Madaniyah
Ada beberapa hal khusus yang dipelajari para ulama dalam mengkaji Makkiyah dan Madaniyah, antara lain:
1. Ayat Makkiyah dalam surat Madaniyah
Contoh: Surat al-Anfal ayat 30, merupakan surat yang turun setelah Nabi SAW hijrah, sehingga berdasar massa turunya surat ini termasuk dalam kategori surat Madaniyah. Akan tetapi kebanyakan ulama mengecualikan ayat 30, karena ayat tersebut berbicara trntang kejadian yang ada di Makkah sebelum Nabi SAW hijrah, yaitu tentang orang-orang Quraisy yang merencanakan untuk mencelakakan Nabi SAW.
2. Ayat Madaniyah dalam surat Makkiyah
Contoh: Surat al-An’am ayat 151-153, merupakan surat yang turun di kota Makkah, sehingga temasuk dalam kategori surat Makkiyah. Tapi tidak untuk ayat 151-153 yang diturunkan di Madinah, juga dari kandungan isinya yang menjelaskan tentang hukum membuat ayat ini semakin jelas dan termasuk kategori ayat Madaniyah.
3. Ayat Madaniyah yang mirip dengan Makkiyah
Contoh: Q.S. Al-Anfal ayat 32 yang artinya “Dan (ingatlah), ketika mereka (orang-orang musyrik) berkata: "Ya Allah, jika betul (Al Quran) ini, dialah yang benar dari sisi Engkau, maka hujanilah kami dengan batu dari langit, atau datangkanlah kepada kami azab yang pedih". Ayat ini merupakan ayat Madaniyah yang gaya bahasanya mirip dengan ciri-ciri Makkiyah, alasannya karena berisi permintaan untuk segera diturunkan azab yang merupakan ciri dari Makkiyah.
4. Ayat Makkiyah yang mirip dengan Madaniyah
Contoh: Q.S. An-Najm ayat 32. Ayat ini merupakan ayat yang diturunkan di Makkah dan termasuk Makkiyah, tetapi isinya menjelaskan tentang dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang diancam hukuman (hudud). Hal tentang hudud merupakan tanda dari Madaniyah, sehingga ayat Makkiyah ini dianggap mirip dengan Madaniyah.
F. Faedah Mengetahui Makkiyah dan Madaniyah
1. Memudahkan dalam menafsirkan al-Qur’an dengan mengetahui tempat, waktu dan sasaran ayat-ayat al-Qur’an diturunkan.
2. Dapat mempelajari bagaimana strategi dakwah yang tepat dan efektif.
3. Dapat mempelajari sirah atau perjalanan hidup Rasulullah SAW.
4. Menunjukkan betapa perhatiannya umat muslim terhadap al-Qur’an .
5. Meningkatkan keyakinan kita terhadap kebesaran , kesucian, dan keaslian al-Qur’an, juga menambah pengetahuan tentang urutan-urutan surat yang diturunkan dalam al-Qur’an.
6. Membantu dalam menghayati proses turunya al-Qur’an dari ayat per ayat, surat demi surat, dan dapat menghindarkan/memperkecil kesalahpahaman seseorang dalam memahami al-Qur’an.
7. Mengetahui perbedaan nasikh dan mansukh, menambah pengetahuan tentang sejarah pembentukan hukum (tarikh at-tasyri’), dan mengetahui pemilihan gaya bahasa yang tepat untuk amar ma’ruf.
DAFTAR PUSTAKA
ar-Rumi, D. F. (1996). Ulumul Qur'an. Yogyakarta: Titan Ilahi.
Halimuddin, S. (1987). Pembahasan Ilmu al-Qur’an. Jakarta: Rineka Cipta.
Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, S. M. (2014). Ulumul Qur'an. Jakarta: Rajawali Pers.
Prof. Dr. H. Yunahar Ilyas, L. M. (2013). Kuliah Ulumul Qur’an. Yogyakarta: ITQAN Publishing.
Zuhdi, P. D. (1993). Pengantar Ulumul Qur’an. Malang: Pt. Bina Ilmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar